Diposting pada 14 October 2019, 12:15 Oleh OI
Slawi - Jika hidup ini adalah pilihan, maka tidak banyak yang memilih jalan menjadi relawan. Karena menjadi relawan adalah panggilan jiwa, tidak hanya bermodalkan tekad tetapi perlu kesungguhan hati supaya lebih tulus, ikhlas dalam bekerja melayani, membantu sesama. Kalimat indah itu diungkapkan oleh Asisten Administrasi Pembangunan M. Nur Ma'mun saat membuka acara Sosialisasi Penguatan Motivasi Relawan dalam Penanggulangan Bencana Alam di Kabupaten Tegal, di Gedung Chandra Kirana Setda Pemkab Tegal, Kamis (10/10) pagi.
"Dan menjadi relawan tidak dibayar bukan karena tak bernilai, tapi karena tak ternilai. Salam hormat saya kepada seluruh warga relawan," sambung Ma'mun.
Dihadapan para relawan Ma'mun mengatakan bahwa Indonesia kerap mengalami pergeseran lempeng tektonik menimbulkan dampak fisik pada kehidupan di permukaan. Dikarenakan kondisi geologis dan geografis Indonesia berada pada ring of fire atau sebuah jalur zona bencana geologi yang terbentuk tapal kuda. Sehingga menyebabkan negara-negara yang berdiri di sepanjang jalur cincin api tersebut menjadi kawasan rawan bencana, termasuk Indonesia.
Bahkan, lanjut Ma'mun sejumlah ahli juga memprediksi akan ada potensi gempa dahsyat atau megathrust , meskipun tidak dapat dipastikan kapan waktunya tiba. Kekuatan gerakan lempengnya lebih besar daripada kekuatan buatan, sehingga jejaknya akan menimbulkan garis patahan. Hal inilah yang menjadikan Indonesia sering dilanda gempa bumi, gunung meletus termasuk rob sebagai dampak dari aktivitas lempeng tektonik.
Tak sampai disitu, Indonesia juga dihadapkan pada perubahan iklim ekstrim karena gejala El-Nino yang menyebabkan musim kering menjadi lebih panjang. Dampaknya, banyak daerah yang dilanda kekeringan, kekurangan air bersih hingga bencana kebakaran lahan dan hutan.
"Disinilah peran relawan yang tidak saja terjun saat terjadinya bencana, tapi juga ikut serta menyiapkan masyarakat tanggap bencana. Oleh karenanya, sukarelawan juga harus memiliki wawasan yang luas, termasuk tanggap teknologi, untuk mengikuti perkembangan kebencanaan, terutama pengurangan resiko bencana," ungkapnya.
Untuk itu, Ma'mun menitip pesan kepada seluruh relawan untuk terus menjaga dan merawat semangat kerelawanan. "Jaga solidaritas, kedepankan semangat memanusiakan manusia, agar terhindar dari sikap riya, sikap pamer terutama di era media sosial. Jangan terprovokasi oleh unggah-unggahan tidak bertanggungjawab yang akan memecah paseduluran sesama relawan," pesan Ma'mun. (OI)