Diposting pada 25 February 2019, 09:24 Oleh Oka
Adiwerna - Sebanyak 363 honorer eks K2 Pemkab Tegal yang terdiri dari tenaga pendidik , kesehatan dan penyuluh pertanian mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap I Tahun 2019.
Dari total pendaftar yang ada, tiga diantaranya dinyatakan tidak lolos ke tahap selanjutnya atau tahap seleksi kompetensi. Dua orang ijazah tidak memenuhi syarat dan satu pindah ke sekolah swasta.
Untuk lolos menjadi seorang ASN dengan perjanjian kontrak, peserta seleksi harus melewati tiga tahap diantaranya seleksi administrasi, seleksi uji kompetensi dan seleksi wawancara berbasis komputer.
Pada seleksi uji kompetensi ini, seluruh peserta akan mengerjakan 100 butir soal dengan waktu 120 menit menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) atau sistem ujian berbasis komputer.
Bupati Tegal, Umi Azizah menitip pesan kepada semua peserta seleksi untuk percaya diri dan mengerjakan soal dengan semaksimal mungkin.
"Semua harus lolos, jika ada yang tidak
lolos. Jangan patah semangat, terus berusaha," papar Bupati Tegal, Umi
Azizah saat memberikan arahan kepada peserta seleksi PPPK di SMK Negeri 1
Adiwerna, Sabtu (23/2) pagi
Tak lupa, Umi mengingatkan kepada para peserta agar tidak mudah terpengaruh dengan orang atau calo yang mengaku dapat membantu kelulusan dengan meminta sejumlah uang.
"Karena semua melalui sistem, jadi transparan. Jangan percaya calo yang mengatasnamakan kami. Apabila mendapati, laporkan saja," tegasnya.
Terkait dengan syarat kelulusan, Sekretaris BKD Kab. Tegal, Nur Khafid Junaedi menuturkan bahwa peserta seleksi harus lolos passing grade yang telah ditentukan. Dengan minimal jumlah kumulatif dari semua kompetensi harus 65 dan wawancara minimal 10.
"Semoga dengan passing grade yang tidak terlalu tinggi, bisa membantu peserta seleksi lolos. Karena yang mengikuti seleksi ini adalah mereka yang sudah masuk dalam data base tahun 2004 atau sudah mengabdi selama 15 tahun," jelas Junaedi.
Sementara itu, salah satu peserta seleksi PPPK, Suminto (48) guru di salah satu SMP negeri di Slawi mengatakan siap mengikuti aturan yang ada. "Ya, saya siap ikuti alur yang sudah diberikan oleh pemerintah, semoga ini yang terbaik," ucapnya. [Oka]